Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Senin, 30 Desember 2019

Post of Broken Heart Effect

After a bad broken heart i've been thru last time, gue jadi orang yang sangat hati hati untuk merasakan sayang lagi ke orang.
i build a big wall again in myself supaya ketika gue kecewa, gue gak akan merasakan sakit yang teramat sangat seperti terakhir kali.

along the time, gue berpacaran lagi sama beberapa orang. dan everytime i should broke up, i didn't feel hurt anymore. just 1 or 2 days galau untuk menyesuaikan lagi kebiasaan abis itu udah, no more attached feeling.
ketika sedang berpacaran pun, jadi lebih merasa i have nothing to lose karna all i do just love myself more than anyone.

But, sometimes i feel so empty. i hurt people. i pushed people away as much as i want, i didn't feel guilty when i did mistakes and so on. i'm becoming an heartless person.

I know it's not good tho'. it's not the right meaning of love yourself first.

I know, all i've been done will make a good person or the right person gone.

I know, maybe i will never got the right love again.

I know, maybe karma will hit me hard again.

But, i didn't think i can deal with another deep broken heart.

Rabu, 13 November 2019

Rainbow after Rain

I was in a devastated moment. On Nov 2018, baru gue rasain apa yang namanya patah hati sepatah-patahnya. But now, i already much better. I've healed. I've found someone much better.

Sekarang gue sangat - sangat bersyukur karena telah dikasih jalan untuk pisah sama toxic relationship gue dulu. Karena putus sama dia, gue lebih bisa mencintai diri gue sendiri. Karena putus sama dia, finally i found myself back.
Bener kata Selena Gomez, "I need to lose you to love me". Gue jadi tau hal - hal apa aja yang menurut gue pantas atau tidak gue dapetin. I won't let anyone do wrong to me anymore. I'm not afraid to lose people yang tidak bisa memperlakukan gue the way i deserve - menurut - gue.

And the bonus is, i found "The Best One". Seseorang yang selalu berusaha untuk membuat gue bahagia. Seseorang yang dengan senang hati merangkul segala kekurangan gue. Seseorang yang bisa membuat diri gue merasa cukup.
Seseorang ini yang akan memeluk gue tanpa lelah, di keadaan apapun, semenyebalkan apapun gue.

Mungkin ini yang dinamakan rainbow after the rain. Segala rasa sakit saat patah hati tergantikan dengan segala hal - hal terbaik yang gue dapatkan saat ini.

Selasa, 29 Oktober 2019

Do you love yourself enough?

Pernah berada di hubungan toxic dan tidak menyadarinya sampai detik terakhir ,sangat membuka mata gue untuk tau mana yang gue butuhkan dan gue pantas dapatkan. Its like god thought me how to love myself more than anyone else.
Dulu gue selalu meng-ignore tanda-tanda toxic relationship yg gue alami, tapi sekarang ketika mau memulai hubungan lagi dengan yang baru, gue jadi lebih "aware" sama sign from universe tentang mana yang potential menjadi toxic di hidup gue, apalagi dalam relationship.

Awal mulanya hubungan berjalan juga cukup besar memiliki potensial dalam how the relationship end. Misalnya, dulu gue pernah deket sama orang yang ternyata udah punya pacar tapi katanya hubungannya udah gak baik-baik aja. Lalu orang itu putus sama pasangannya, dan jadian sama gue.
Kemudian beberapa tahun kemudian gue putus dengan alasan dia tertarik dengan perempuan lain, padahal saat itu hubungan gue sedang tidak ada masalah yg berarti. Lalu gue baru menyadari, gue saat itu pacaran dengan orang yang "gak bisa sendiri", jadi no wonder dia akan mencari backup dulu sebelum hubungan sebelumnya benar-benar berakhir. Dari situ gue menyadari bahwa, kita akan kehilangan sesuatu tepat di mana kita mengambilnya.
Pada saat itu gue menganggap gak semua orang yang "gak bisa sendiri" kayak gitu. Pasti ini emang karna si orang itu aja yang sifatnya begitu. Lalu beberapa bulan kemudian gue dihadapkan lagi dengan keadaan yang sama, gue pacaran dengan orang yang ternyata udah punya pacar. Pada saat gue pacaran, tentu aja gue gak tau dia udah punya pacar karna dia bilangnya dia single. Tapi emang aja ya yg namanya kebohongan, cepat atau lambat akan ketauan juga, akhirnya baru ketauan dia punya pacar yang udah lamaaa banget dan dia beralasan kalo udah gak harmonis dengan pasangannya itu makanya dia mencari wanita lain.
Gue bingung, kenapa kalo emang gak cocok tuh ya disudahi aja daripada menumpuk kesalahan dan bikin orang sakit hati. Ah manusia, memang susah untuk merasa puas.

Tapi gue akhirnya lanjut berjalan dengan orang ini karna dia lebih memilih gue daripada hubungannya yang lama itu. Berjalan beberapa bulan dan akhirnya gue menyadari lagi, awal mula hubungan gue ini gak bagus, dan bukan gak mungkin gue nanti akan merasakan hal yang sama kayak yang dialami masa lalunya pasangan gue ini.

Pada saat itu gue pun mulai menjaga hati agar tidak terlalu dalam perasaannya dengan dia, at least gue sudah bersiap diri apabila memang kejadian yang sama itu akan terjadi ke gue.

Gue mikir " is it the sign to go away?" but i still think "No, it's not. It's just a coincidence" (Well, i ignore the first sign, actually)

Lalu hubungan ini berjalan lagi di beberapa bulan ke depan, lalu gue menemukan bahwa ada beberapa sikap dia yang mengingatkan gue ke toxic relationship gue pada masanya.
Dari caranya dia menjelek-jelekan mantannya, ngomongin semua kehidupan pribadi mantannya, sampai hubungannya dengan teman-temannya yang tidak baik karena dia yang omongannya gak bisa dipegang itu bikin gue mikir "wah kalo gue jadi mantannya nanti dan gue udah terlanjur cerita banyak tentang diri gue, bisa-bisa gue dijelek2in juga nih di orang lain. Atau klo gue percaya dengan janji-janji manisnya, bisa-bisa gue kecewa juga nih karna dia gak nepatin janjinya".
Dari situ gue mulai sadar bahwa "Do i deserve to be treated like that anymore?"

Selflove memberikan "alarm" ketika gue mulai tidak mencintai diri gue dengan membiarkan orang lain berlaku tidak baik ke gue. Memberikan "rem" berupa logika yang kadang kala ilang kalo kita udah fall in love too deep into someone.
Gak gampang, memang. Selflove itu kayak hidup sehat. Susah banget buat ngejalaninnya, dan kalo pun sempet menjalaninya tapi gak konsisten, akan balik lagi ke penyakit-penyakitnya. Tapi kalo emang niat ngejalanin dan konsisten, you'll live happy and peacefull always.

Minggu, 21 April 2019

When Expectation kills you

Hai again,

After my last post about finally i find someone who fixed me, and now i'll share about the one who broke me again.
ini orang yg sama yang sebelumnya sudah "fix me" dari patah hati sebelumnya.

Yeah, setelah 3 tahun akhirnya kami berpisah. 3 Tahun bukan waktu yg sebentar untuk seorang Via, karna ya boro-boro bisa 3 tahun, bisa 3 bulan aja syukur alhamdulillah.
Jadi ini udh pasti jadi salah satu hubungan serius dan mendalam yg pernah gue punya selama 27 tahun gue hidup.

It's funny, waktu dulu pertama kali kenal sama dia itu di akhir November 2015 dan sekarang berakhir pun akhir November 2018.

Kadang gue suka bingung sama semesta yang bisa memainkan kehidupan seseorang selucu itu.

Back to my relationship, ini adalah satu-satunya relationship yg gue merasa kami saling sayang satu sama lain, sampai pada hari itu, dia tiba-tiba ngajak ketemu karna ingin membicarakan suatu hal, yang mana bukan kebiasaan dia seperti itu. Feeling gak enak selama seminggu sebelumnya, nampaknya menemukan alasannya.

"Aku suka sama sahabat kamu". Begitu kalimat pertama yang terucap dari dirinya ketika ketemu gue.

Diam, shock, gak tau harus mencerna kalimat itu menjadi emosi yang seperti apa. yang gue bisa katakan saat itu hanya "Kok bisa?"

Setelah itu dia menjabarkan alasan-alasan yang mana menurut dia itu adalah kelebihan di mana gue gak punya. Mungkin dia lupa, memang rumput tetangga selalu lebih hijau. Memang ketika jatuh cinta sama seseorang, dia cuma merasa bahwa seseorang itu hanya punya kelebihan dan gak ada kekurangannya.

Saat itu gue tersadar, bahwa orang yg gue pikir paling bisa setia,dan cuma dia orang yg paling setia yg pernah gue kenal ternyata bisa berpaling juga.
bahwa jangan percaya atas gambaran orang yang kamu bikin di pikiran kamu sendiri. People always changed. Don't hang on to one thought about someone. It can destroyed your thought and hurt you worse. Like i did.