Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Rabu, 20 Juli 2016

The one who fixed me

It has been a year since the last time i was heal myself to move on from my last crush. At the end of 2015, i met someone. Someone whom brings the best of me out and make me a better person.

Awalnya gue kenal dia dari salah satu situs online dating. Oh ya, sebelumnya memang gue suka banget ketemu orang baru dan ngobrol dengan mereka, makanya gue suka download applikasi online dating atau gue sih lebih suka menyebutnya situs pertemanan. Karna ketika gue mencoba main applikasi - applikasi itu memang karena sekadar ingin kenal org lebih banyak untuk dijadikan relasi aja.

November 2015 akhirnya gue berkenalan dengan seseorang itu. Awalnya gue gak tertarik untuk ngobrol sama dia, tapi karna waktu itu mood gue sedang bagus dan memang sedang bosan pula, jadilah gue ngobrol sama dia. Dari awal ngobrol gue udah tertarik sama orang ini. Tumben, soalnya gue bukan tipikal orang yang gampang tertarik sama orang lain. Dari sekian banyak orang yang akhirnya menjadi temen gue dari situs pertemanan iu, baru dia ini yang bikin gue tertarik. Singkat cerita, ternyata dia juga tertarik sama gue. Alhamdulillah gak bertepuk sebelah tangan lagi.

Gue tuh gak pernah dapet orang yang sekiranya bisa saling sayang sama gue, bukan paling sayang. Yang sering terjadi ya kalo gak orangnya yang sayang banget sama gue tapi guenya enggak, atau guenya yang sayang banget tapi dianya enggak. Akhirnya gue sering lah ngeluh sama Allah, kenapa gue gak bisa dikasih aja sekali ngerasain yg namanya saling sayang, bukan paling sayang di salah satunya. Kemudian Allah mengenalkan gue dengan dia.

Setelah kenal sebulan, akhirnya gue dan dia berpacaran. Oh jelas ini bukan perjalanan yang mudah. Dari awal pacaran udah banyak banget masalah yang kita lalui dan kebanyakan masalahnya adalah masalah besar. Pernah kita putus, dan buat yang udah kenal gue, pasti tau kalo gue sangat mengharamkan yang namanya balikan sama mantan, karna i don't like the idea of second chance. Well, i was.
Mungkin Allah gak suka sama prinsip - prinsip gue yang mungkin terlalu sombong, makanya gue dikasih lah keadaan yang menguji semua prinsip - prinsip gue.
Satu hal yang gue tidak menyadari, bahwa manusia berkembang, manusia akan semakin dewasa dan kehidupan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan.
Dan satu lagi, everyone deserve a chance :)

Gue gak pernah yang namanya memertahankan hubungan, karena merasa tidak mau memaksakan sesuatu. Dan ya, gue juga bukan tipe pejuang cinta. Gue lebih memilih memerjuangkan prinsip-prinsip gue daripada memerjuangkan cinta atau pasangan gue. Mungkin karena itu makanya gue jadi orang yang less inisiatif dan empati.
Lalu di umur gue yang ke 24, everything changed. Gue akhirnya balikan lagi sama dia. Dia berhasil membuat gue lebih ingin memerjuangkan dan memertahankan perasaan gue dibanding prinsip-prinsip gue itu. Dia mengajarkan gue bagaimana memiliki inisiatif dan empati yang lebih lagi. Kalian tau apa yang lebih mengejutkan lagi? Dia berhasil membuat gue berhenti menjadi flirtatious. Ya, seperti yang gue bilang di awal tadi, gue emang suka ngobrol dan ketemu orang baru, tapi terkadang karna sangking ramahnya, banyak yang missunderstood atas sikap gue, sehingga banyak yang ngerasa di-PHP-in sama gue. Dia sangat membenci kebiasaan gue yang satu itu, dan dia terus2an mengempleng gue biar gue insap. Untungnya gue akhirnya beneran bisa berubah sebelum dia bener-bener capek ngehadepin gue yang bebal ini hahahhaa thanks to you :*

Nobody's perfect memang benar adanya. Di balik kemampuanya memutarbalikan logika gue dan mengajarkan gue banyak hal, dia juga punya banyak kekurangan. Literally banyak. Dan lagi, dari situ gue belajar untuk menyeimbangkannya. Belajar untuk gak egois, belajar untuk mengerti bahwa di hubungan itu gak bisa semuanya egois, semuanya menang, karna ini bukan tentang kalah atau menang, ini tentang gimana bisa menyeimbangkan kapal yang sedang didayung bersama.

Satu teman pernah bertanya "Are you happy?" Despite of semua kekurangannya dia, ya, gue bahagia, dia mampu membahagiakan gue dan menjadikan gue orang yang lebih baik lagi. Dia mampu membuat gue mengeluarkan hal-hal yang gak pernah gue lakukan ke pasangan-pasangan gue sebelumnya. Dia mampu membuat gue mengeluarkan "The best of me" yang sebelumya gak pernah terpikirkan oleh gue sendiri.

Gue tau, ke depannya pun hubungan gue sama dia gak akan pernah mudah. Banyak yang gak suka sama hubungan kami, masih banyak masalah yang akan terus berdatangan, tapi....
If this ain't love then what's this? I'm willing to take the risks
  Biarlah gue menikmati dan mensyukuri kehadiran dia yang selama ini gue harapkan ; Orang yang mampu menyayangi gue seperti gue menyayangi dia. Cause the more you grateful, the more god giving the bless, isn't it? :)

I love you more than three words, Barchen :*