Change. Change atau perubahan. Satu kata yang bisa membuat dunia berputar tidak lagi sesuai porosnya, atau membuat sang waktu menjelma menjadi sesosok santa clause. Tapi yang aku tau, perubahan tidak serta merta berdiri sendiri. Dia punya pengikut. Aku menyebutnya efek. Efek dari perubahan yang terjadi. Dan aku benci itu.
Aku tahu perubahan itu bagai roda dalam kehidupan manusia. Kita bisa dikatakan hidup, kalo kita terus menjalankan roda kita. Salah satunya menerima dan melakukan perubahan. Begitu, bukan? Ah, manusia.. mereka memang pandai berteori. Salah satunya aku.
Belakangan ini aku dihadapkan dalam satu situasi yang mengharuskan aku menerima perubahan. Salah satu sahabat ku yang selama kurun waktu kurang lebih 5 tahun selalu menjadi Partner-anytime-anywhere ku akhirnya memiliki pasangan. Bahagia? Jelas. Aku sangat bahagia atas perubahan statusnya. Aku sangat bahagia karena akhirnya ada pria hebat yang bisa melihat kehebatan dari sosok sahabat ku ini. Sampai pada satu waktu, sang efek datang menghantui ku. Aku tau, setelah ini partner anytime-anywhere ku akan berubah menjadi partner sometimes-somewhere saja. Aku tidak bisa lagi mengandalkannya untuk segala kerandomanku di setiap harinya. Aku tidak bisa lagi dengan egois meminta aku tetap jadi prioritasnya dibanding lelaki-lelaki yg mendekatinya.
Kemudian sang efek menghadiahi ku sebuah rasa. Hampa. Aku merasa lebih sangat baik baik saja hidup tanpa pacar dibanding tanpa sahabatku ini. Keterbiasaan ku akan selalu berada di sisi sahabatku ini menjadi candu.
Candu yang aku pun bingung bagaimana cara menyudahinya. Aku tidak siap dengan semua efek perubahan yang terjadi. Entah karna memang aku benci akan sang efek, atau karna memang aku hanya takut 'sendirian'.
Sampai pada akhirnya aku menyadari, bahwa sebenarnya yang aku takutkan itu bukan perubahan maupun efeknya. Aku hanya tidak tahu bagaimana caranya keluar dari zona-nyaman ku. Aku begitu takut keluar dari zona-nyaman ku sehingga aku mencari kambing hitam untuk menutupinya.
Oh well, kalian bisa memanggil ku cemen, pengecut, atau apapun itu.
Memang benar aku takut untuk keluar dari zona nyamanku yang satu ini. Namun satu hal yang aku ingat, aku tidak takut untuk mencoba.
#day2 #30DaysOf1PostADayChallenge
Kamis, 13 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
:(
Posting Komentar