Di lingkungan sekitar ku di kampus dulu, banyak dari teman-teman wanita ku yang selalu berbicara tentang impian mereka tentang menikah. Ya intinya mereka mau segera menikah. Pada saat itu aku hanya tertawa mendengar impian-impian teman-teman disney girl ku ini. Pada saat itu aku berfikir, "Hellow, kita msih terlalu muda untuk menikah kaleeee. Emang udah gak ada impian lain yang mau dikejar?" Hingga pada satu waktu aku mendapat beberapa kali undangan pernikahan dari teman-teman SMP ku dan akhirnya akupun juga mengetahui ternyata memang sudah banyak teman-teman SMP ku dulu yang sudah menikah dan mempunyai anak. Aku berfikir. Kaget awalnya. Kaget ternyata memang Impian menikah untuk orang seumuran aku bukan lagi hanya sekedar impian. Mereka sudah mulai untuk membuktikannya. Sampai pada pemikiranku berujung pada satu pertanyaan "Apakah menikah se-sederhana mengimpikannya"?
Ah, selain berita tentang teman-teman ku yang sudah menikah dan mempunyai anak, ada juga berita menyedihkan,diantaranya mereka yang sudah berpisah dengan istri/suami mereka, atau ada beberapa yang sudah menikah namun masih "Flirting" dengan yang lain. Jadi, apa artinya menikah bagi mereka jika mereka tidak bisa mempertahankan impian "Hapily ever after" yang mereka percayai?
Untuk aku pribadi, aku tidak mempunyai impian tentang menikah sama sekali. Impian "Hapily ever after" ku justru berujung apabila aku hidup dengan anak ku kelak. Ya. Aku suka sekali dengan anak kecil. Sering aku berfikir kalo aku gak penting gimana nanti aku akan menikah, yang penting aku punya anak. Hahahaha konyol memang. Bagaimana caranya aku punya anak jika tidak menikah, bukan?
Konsep pernikahan menurutku itu sangat menyeramkan. Bagaimana 2 orang bisa secara konsisten menjaga impian-impian mereka tentang pernikahan dan menjaga cinta mereka hingga seumur hidupnya? Bukankah cinta mempunyai masa kadaluarsanya juga? Ah, jangan bilang kalian tidak setuju dengan pertanyaanku tadi, kecuali kalian memang terlalu naif untuk mengakuinya.
Bukan karena latar belakang keluargaku yang memang kurang beruntung dalam menjaga impian mereka tentang pernikahan atau hubunganku yang selalu kandas yang membuat aku menyatakan menikah itu menyeramkan. Justru karena semakin lama, dunia semakin tidak dapat dimengerti dengan akal sehat, termasuk pernikahan.
Aku pernah berkhayal, mungkin nanti aku akan mengadopsi anak atau lebih ekstrimnya aku akan melakukan sperm-donor agar aku mempunyai anak. Tapi taukah kau? Bagaimanapun juga aku hanyalah seorang wanita. Wanita tetaplah wanita dengan segala kerapuhan dan keinginannya untuk merasa terlindungi. Aku gak pernah tahu sampai kapan keraguan ku tentang konsep menikah tertanam didalam pikiranku. Mungkin selamanya, atau mungkin aku hanya butuh seseorang yang bisa menghancurkan logika ku yang satu itu. Ah, aku teringat, Jatuh Cinta adalah alat penghancur luar biasa yang bisa memporak-porandakan semua logika yang telah tersusun sangat rapih dipikiranmu. Menurutku, kita hanya akan "Jatuh Cinta" sekali dalam hidup kita. Dan sayangnya, aku sudah pernah Jatuh Cinta.
#Day3 #Latepost #30DaysOf1PostADayChallenge